LAMPUNG – Arinal Djunaidi ternyata belum ingin lengser dari kursinya sebagai Gubernur Lampung. Ia mengaku ingin kembali jadi kepala daerah.
Hal itu dikatakan Arinal kepada wartawan di Pemprov Lampung, Rabu (6/9/2023).
Setelah hampir satu periode menjabat, Arinal mengklaim memiliki banyak pengalaman sebagai kepala daerah. .
“Pengalaman saya banyak, bisa di daerah bisa juga di mana,” kata Arinal tanpa menjelaskan spesifik maksud dari ‘bisa juga di mana’ seperti yang dimaksudnya.
Lalu, ada duitkah Arinal untuk kembali ikut Pilkada yang diketahui butuh anggaran sangat besar?
Bukan rahasia umum, jika pada Pilgub lalu, Arinal dan wakilnya, Chusnunia Chalim alias Nunik maju dengan sokongan pendanaan yang besar dari salah satu perusahaan di Lampung.
Tapi perusahaan itu, di tahun mendatang, belum tentu mau kembali memberikan bantuan yang sama. Bisa jadi sang nyonya, si pemilik perusahaan, beralih dukungan ke pasangan lain. Seperti halnya yang ia lakukan pada gubernur sebelumnya.
Jika begitu, adakah perusahaan lain yang siap membantu?
Jika melihat fakta saat ini, dimana kondisi keuangan banyak perusahaan tengah ‘kembang kempis’, tentu sangat susah mengharapkan bantuan dana melimpah.
Maka solusi lain yang masuk akal adalah menggunakan dana pribadi. Atau mencari wakil ‘tajir’ dengan uang super banyak.
Diketahui, dalam Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) ter tanggal 28 Maret 2023 (jenis laporan periodik 2022), Arinal tercatat mempunyai harta kekayaan sejumlah Rp23,2 miliar. Itu meliputi seluruh aset, baik harta bergerak maupun harta tidak bergerak.
Dana itu, jika pun digunakan semua, tentu sangat ngepres alias pas-pasan. Dan boleh jadi kurang Sebab, berdasarkan data dari Kemendagri, KPK pernah mengungkap jika biaya pencalonan kepala daerah itu sangat besar.
“Berdasarkan kajian Litbang Kemendagri sebagaimana dikutip biayanya sungguh luar biasa, untuk menjadi bupati atau menjadi wali kota dibutuhkan biaya sebesar Rp 20-30 miliar, dan untuk menjadi calon gubernur itu dibutuhkan biaya sebesar Rp 20-100 miliar,” kata Wakil Ketua KPK Lili Pintauli Siregar, dalam webinar pembekalan pilkada berintegritas Provinsi Sumatera Barat, Bali, dan Papua yang disiarkan di YouTube Kanal KPK, Kamis (26/11/2020).
Berarti harus ada wakil yang tajir. Arinal mungkin saja merangkul lagi Chusnunia Chalim alias Nunik meski yang bersangkutan sudah memutuskan maju dalam pemilihan legislatif.
Dalam LHKPN yang dilaporkan ke KPK, Nunik memiliki harta Rp13,6 miliar. Cukup membantu jika Nunik mau kembali menjadi Wagub, berpasangan dengan Arinal.
Tapi Nunik jelas punya hitung-hitungan.
Apalagi jika ia juga berambisi meningkatkan statusnya menjadi orang nomor 1, bukan lagi nomor 2 seperti saat ini
Wel, Arinal tentu bukan politikus kemarin sore. Dia dan partainya, tentu akan mencari akal bagaimana ambisi menjadi gubernur bisa kembali diwujudkan di periode mendatang. (red)
GIPHY App Key not set. Please check settings