in

Cerita Pahitnya MS Jadi Caleg 2019, Bahkan Saudara pun Tak Nyoblos Meski Sudah ‘Diamplop’

LAMPUNG – Dunia politik memang penuh suka duka. Yang terpilih, bertepuk dada, bangga. Tapi yang gagal, stress dan mungkin nyaris gila.

Tengok saja bagaimana Ms, melupakan pahitnya pemilihan legislatif (Pileg) di tahun 2019 lalu. Ia yang sudah keluar uang banyak, tapi bahkan nyaris tak mendapat suara di pemilihan itu.

Ketika itu, Ms tertarik mengikuti pemilihan legislatif di kampung halamannya di salah satu kabupaten di Lampung.

Keberanian ikut Pileg muncul atas bujukan kawan-kawannya. Apalagi di kampung itu, ia punya banyak saudara. Jika dihitung-hitung, jumlah saudara itu cukup banyak. Ditaksir cukup untuk meraih satu kursi di DPRD setempat.

Ms lalu membulatkan tekadnya. Ia daftar di salah satu partai politik. Dan sebagaimana Caleg pada umumnya, Ms bekerja totalitas.

Jauh sebelum hari pemilihan, hampir tiap hari dia sowan. Ngobrol ngarul-ngidul pada tetangga dan kawan-kawan lama.

Banner iklan diri juga tak kurang-kurang. Dipasang di berbagai tempat yang strategis. Pokoknya, dia sangat optimis tahun itu ‘jadi’ anggota dewan.

Bahkan dia juga menyiapkan amunisi pamungkas menjelang waktu pemilihan. Ratusan amplop berisi uang Rp50 ribu dan sembako disiapkan untuk ‘serangan fajar’.

Dan beberapa hari menjelang pemilihan, dia panggil kolega dan saudara-saudaranya itu. Dirumahnya, dia gelar yasinan.

Uang dan sembako dia bagikan pada tamu yang datang, seraya memohon bantuan doa dan dukungan agar dia benar-benar duduk di kursi legislatif.

Tiba di hari pencoblosan, Ms kecele. Bahkan di TPS dekat rumahnya sendiri, tak ada satupun yang memilih dia. Kalau pun ada, itu paling dari dia sendiri dan isterinya.

Ms nyaris tak percaya. Tapi ia melihat betul hasil rekapitulasi suara panitia pemilihan yang langsung dilakukan pada hari itu.

Ms sakit hati. Dia tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Uang sudah habis banyak, bahkan saudarapun tak mencoblosnya.

Beberapa bulan setelah pemilihan, Ms menjual rumahnya. Diboyongnya isteri dan anaknya untuk tinggal di Bandar Lampung. Ia tak sanggup hidup dengan saudara dan teman yang telah mengkhianatinya. (*)

 

 

 

 

 

 

Written by saf

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

GIPHY App Key not set. Please check settings

Viral Video Mahasiswa UBL Dipukuli di Areal Kampus

Hotel Raddison Lampung di Mall Boemi Kedaton Buka Lowongan Kerja, Waspada Penipuan