LAMPUNG – Cuaca ekstrem dengan gelombang tinggi dan angin kencang sejak awal Juli 2023 membuat para nelayan memilih ‘ngadem’ di rumah.
Herman, salah satu nelayan di Telukbetung mengakui sudah sejak beberapa hari tidak melaut karena kondisi cuaca yang tidak bersahabar,
“Iya enggak bisa melaut kalau kondisi cuaca lagi tidak mendukung, gelombang tinggi dan angin kencang ditambah lagi terang bulan,” kata Herman dilansir rmollampung, Selasa (4/7).
Di sela waktu tidak melaut kebanyakan para nelayan memperbaiki atau mengecat kapal sembari menunggu kondisi cuaca kondusif.
“Sebenarnya bisa saja turun melaut tetapi kalau enggk ada hasil, sama saja kita buang buang biaya. Apalagi kalau malam terang bulan begini, nelayan bagan enggak melaut, lampu kalah sama cahaya bulan,” ujarnya.
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Maritim Lampung mengeluarkan peringatan dini adanya pontensi gelombang tinggi dan angin kencang di wilayah pesisir.
BMKG menghimbau masyarakat yang tinggal di pesisir Teluk Lampung khususnya para nelayan sebaiknya untuk tidak memaksakan diri melaut jika terpantau kondisi di laut cuacanya tidak kondusif.
Kepala BMKG Maritim Lampung, Tarjono mengatakan, Lampung mengeluarkan peringat an dini potensi gelombang tinggi dan angin kencang di wilayah perairan Lampung.
“Kami dari BMKG Maritim mengeluarkan peringatan dini adanya potensi gelombang tinggi dan angin kencang untuk wilayah pesisir perairan Provinsi Lampung,” kata Tarjono, Selasa (4/7).
Dia menjelaskan,potensi gelombang tinggi dan angin kencang bisa terjadi secara tiba tiba,dengan ketinggian gelombang berkisar 1,25 meter hingga 6 meter ada berpotensi terjadi di wilayah Samudra Hindia Barat Lampung dan pontensi angin kencang dari 10-30 knot dengan arah angin dominan dari tenggara.
“Untuk masyarakat yang hendak beraktivitas di laut, agar memperhatikan informasi cuaca Maritim yang dikeluarkan oleh BMKG dan sebaiknya untuk tidak memaksakan diri ketika terpantau cuaca dan gelombang tidak kondusif,” jelasnya.
Dia menambahkan kondisi atau aktivitas jalur pelayaran dari Bakauheni-Merak atau sebaliknya terbilang relatif normal dan aktivitas pelayanan di sana aman.
“Untuk kondisi jalur penyeberangan dari Merak-Bakauheni relatif aman, dengan tinggi gelombang berkisar antara 0,5-1,25m (katagori rendah). Cuaca dominan berawan” ujarnya.
Tinggi Gelombang Sedang (1.25 -2.5 M) berpotensi terjadi di Teluk Lampung bagian Utara, Perairan Timur Lampung bagian Selatan.
Kemudian tinggi gelombang tinggi (2.5 – 4.0 M) berpotensi terjadi di Perairan Barat Lampung, Selat Sunda bagian Barat dan Teluk Lampung bagian Selatan.
Tinggi gelombang sangat tinggi (4.0-6.0 M) berpotensi terjadi di Samudera Hindia Barat Lampung. (rmol)

GIPHY App Key not set. Please check settings