in

Insiden Gelar Bergeser dan Penampakan Bocah Berwajah Dingin

UDIN, Fifi dan Desi tengah mengobrol santai di lantai II kantornya. Perusahaan jasa angkutan dan travel yang  berada di kawasan Telukbetung, Bandar Lampung.

Siang itu, masih menunjukkan pukul 14.00 WIB. Dan pekerjaan sedang tidak banyak. Sedangkan bos kebetulan juga sedang berada di luar daerah.

Untuk mengusir kantuk dan jenuh, mereka mulai bercengkrama ringan. Salin ledek dan ‘kongek’.

Mereka semua memang masih muda. Bahkan hanya Fifi yang baru berumahtangga.

Saat saling bercanda itulah, mendadak semua mata melihat gelas di meja Fifi bergeser. Tak terlalu jauh. Namun semua melihat kejadian itu.

Canda ria pun ambyar. Berganti rasa takut. Dan tanpa komando, ketiganya berlari ‘ngibrit’ ke lantai bawah.

Suasana kantor pun geger. Tak ada satu pun yang berani naik ke atas. ‘Bagaimana bisa hantu bisa usil di siang hari,” batin Fifi.

**

Mimi, isteri pemilik usaha, mendengar kehebohan yang terjadi di kantor suaminya. Ia teringat lagi saat pagi-pagi ikut ke kantor.

Sekitar pukul 09.00 WIB, karena hanya sebentar, ia memilih tinggal di parkiran.  Mobil parkir di halaman depan. Dan dari dalam mobil, ia bisa secara langsung melihat keseluruhan gedung, termasuk lantai 2.

Tapi tiba-tiba, mendadak matanya melihat penampakan seorang bocah di jendela lantai 2. Jendela itu memang dibiarkan terbuka tanpa ditutupi oleh kain horden atau tirai.

Mimi melihat lagi. Usia bocah itu berkisar antara 5 hingga 7 tahun. Dan yang membuat dia syok, wajah bocah itu sangat mirip dengan anak semata wayangnya, Ataya.

Tapi tak mungkin itu Ataya. Sebab, hanya suaminya yang meninggalkan mobil dan masuk ke dalam kantornya.

Terkesiap, ia langsung menengok jok belakang. Ia lihat putranya itu masih berada duduk setia di belakang bersama asisten rumah tangganya.

Ia melihat lagi ke atas. Namun penampakan bocah itu sudah menghilang. “Siapa bocah itu?”.

Mimi langsung memberondong Wawan, suaminya, dengan sejumlah pertanyaan ketika ia masuk kendaraan. Ia ceritakan secara detail apa yang disaksikannya tadi. Tapi Wawan tak bisa berkata apa-apa. Ia hanya tersenyum kecut.

Penampakan bocah memang bukan sekali dua kali ia dengar di kantornya. Wawan sendiri tak pernah melihatnya langsung. Hanya karyawan yang mengaku pernah merasakan kehadiran mahluk astral di tempat itu.

**

Geger soal bergesernya gelas di meja karyawan perusahaan rupanya juga terdengar oleh Bejo, pedagang gorengan yang berjualan di seberang jalan kantor perusahaan.

Bejo bercerita jika beberapa kali, saat berjualan, ia melihat langsung ada penampakan bocah kecil di balik jendela.

Jualan Bejo memang persis di depan kantor. Hanya terpisah oleh jalan aspal dan lalu lalang kendaraan. Dari tempat dagangnya, ia bisa melihat keseluruhan gedung, dari atas hingga bawah.

Kali pertama melihat hantu bocah itu sekitar pukul 20.00 WIB. Bejo sedang duduk sendiri menunggu pembeli. Tanpa sadar, matanya tertuju pada lantai 2 gedung diseberangnya.

Sesosok bocah melihat ke arahnya. Dan sejenak mereka seperti saling berpandang. Wajahnya dingin dan tanpa senyum.

Ia menoleh, menepis rasa takutnya. Tapi ketika ia kembali melihat, bocah itu sudah tak ada lagi di jendela itu. (ilo)

 

 

Written by saf

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

GIPHY App Key not set. Please check settings

Kata Gubernur Lampung Soal Isteri dan Anaknya yang Batal Nyaleg

PJ.Bupati Lambar Diduga Langgar Netralitas ASN, Tokoh Minta Depdagri Evaluasi