BANDAR LAMPUNG- Pihak keluarga resmi melaporkan Advent Pratama Telaumbanua ke Polda Lampung. Laporan diwakili oleh paman korban, Rahmat Telaumbanua, didampingi tim kuasa hukum dan DPD Himunan Masyarakat Nias (HIMNI) Lampung.
Laporan ke Polda Lampung, menurut Tim kuasa hukum, Salatieli Daeli karena adanya dugaan penganiayaan. Pihak keluarga menemukan sejumlah luka yang dianggap tak wajar.
Luka tersebut di antaranya lebam di perut bagian kanan dan bokong, lubang di punggung, luka robek di dagu, bibir, dahi, dan salah satu jari tangan, serta gigi patah.
Menurut keluarga, luka-luka itu bukan karena korban terjatuh seperti yang dikatakan SPN Kemiling. Apalagi ada informasi yang menguatkan indikasi penganiayaan tersebut.
Ia mengakui keluarga sempat menolak melakukan autopsi di RS Bhayangkara. Namun hal tersebut karena keluarga tidak mengetahui detail kondisi tubuh Advent. Keluarga baru mengetahui luka di tubuh Advent saat jenazah sampai di Medan.
Dalam kedatangannya ke Polda Lampung, pihak keluarga melaporkan Brigadir I. Yang bersangkutan merupakan pelatih di SPN Kemiling dan diduga melakukan penganiayaan kepada korban.
“Kami melaporkan pelatih inisial I dan semua pihak yang terlibat termasuk yang menutupi penyebab kematian Advent,” kata dia.
Diketahui, Advent Pratama Telaumbauna (APT), seorang siswa kepolisian yang tengah menjalani pendidikan di SPN Polda Lampung meninggal dunia. Dia tewas usai menjalani pembinaan fisik pada Selasa (15/8).
Polda Lampung sendiri telah membenarkan kabar tewasnya siswa yang baru menjalani pendidikan di tahun ini.
Kabid Humas Polda Lampung, Kombes Umi Fadillah Astutik, menyatakan Advent jatuh ketika akan mengantre makan usai menjalani kegiatan pembinaan fisik di siang hari.
“Jadi peristiwa itu saat seluruh siswa selesai melaksanakan pembinaan fisik di siang hari, berjalan menuju ruang makan untuk melaksanakan makan siang. Di dalam barisan, yang bersangkutan tiba-tiba terjatuh dan langsung ditolong oleh teman sepeletonnya dan pengasuh. Setelah dipanggilkan petugas klinik SPN untuk diperiksa,” kata dia, Rabu (16/8).
Keluarga merasa janggal dengan kematian Advent Pratama Telaumbauna, siswa SPN Polda Lampung. Keluarga berencana melakukan autopsi mandiri di RSUP Adam Malik, Medan, Sumatera Utara.
Advent meninggal usai mendapatkan penanganan medis di RS Bhayangkara, Bandar Lampung, Selasa (15/8). Pihak RS Bhayangkara menyampaikan keluarga menolak autopsi. (lpc)
GIPHY App Key not set. Please check settings