in

Kisah Mita Dikelilingi Mahluk Astral saat Karya Ilmiah Remaja

DI TEMPAT yang sunyi itu, diantara kerumunan pohon bambu, Mita mulai merasakan bulu kuduknya meremang. Nalurinya mengatakan, akan ada mahluk halus yang akan muncul.

Mita memang tidak sekali dua kali melihat penampakan mahluk halus. Bahkan sejak kecil, Mita sering merasakan hal-hal yang gaib. Karena itulah, ia sangat sensitif jika merasakan kehadiran mahluk halus di sekitarnya.

Dan ternyata ia tidak salah. Sekejap berikutnya, di balik rimbunnya pohon bambu, Mita mulai melihat kehadiran mahluk gaib. Dan jumlahnya sangat banyak. Ia bahkan nyaris tak dapat menghitung berapa banyak dedemit yang mengurungnya.

Ada sosok hitam bertubuh besar dengan wajah menyeramkan. Ada juga yang terlihat kecil dengan kulit penuh benjolan. Bahkan perempuan dengan wajah hancur tidak karuan.

“Astagfirullah,”

*

Cerita dimulai ketika seluruh siswa dan siswi organisasi KIR (Karya Ilmiah Remaja) salah satu SMA negeri berangkat dengan sangat antusias menuju salah satu desa di kabupaten Lampung.

Ada sekitar 120 orang yang berangkat. Gabungan dari siswa kelas III dan siswa kelas II. Mereka dijadwal dua hari di desa itu dengan sejumlah agenda yang cukup padat dan menyenangkan.

Hari pertama, mulai pukul 10.00 WIB dilalui dengan kegiatan akademik, pengumpulan data karya ilmiah, diskusi dan lainnya. Dan kegiatan ini berakhir hingga menjelang sore.

Selepas sholat Isya, siswa senior mulai mengambil ancang-ancang. Ini adalah malam yang menyenangkan untuk mereka. Malam dimana mereka akan menjahili adik kelasnya, seperti juga yang mereka alami di tahun lalu.

Belum jam 21.00, siswa junior kemudian diminta untuk tidur lebih cepat di aula kantor kelurahan. Nanti, selepas tengah malam, mereka akan dibangunkan untuk mengikuti kegiatan ‘Jurit Malam’.

Buat siswa senior, ‘Jurit Malam’ merupakan kegiatan yang paling ditunggu. Sebab, inilah waktunya ‘balas dendam’. Menjahili junior seperti juga mereka ‘dikerjai’ kakak kelas di tahun sebelumnya.

Saat tiba waktunya, rombongan siswa-siswi senior berangkat lebih dulu menempati pos-pos yang akan dilalui para junior.

Entah siapa yang mengatur jadwal jaga. Mita ternyata mendapati dirinya ditempatkan sendirian di pos 9.

Semula ia mengira akan bersama empat temannya, Dini dan Noni di pos itu. Tapi faktanya, mereka berjaga di pos lain.

Sudah terlambat untuk protes. Dan tak mungkin Mita kembali atau meminta temannya untuk berada di pos yang sama. Selain lumayan jauh, semua sudah punya tugas di pos nya masing-masing.  Jika satu saja pos tak ditunggu, boleh jadi siswa dan siswi junior akan salah jalur dan tersesat. Apalagi malam itu sangat minim penerangan.

Mita berdiri bingung di pos itu. Sangat gelap dan dikelilingi banyak pohon bambu. Tak ada yang bisa dilakukannya kecuali duduk, menunggu junior tiba di tempat itu.

Hanya beberapa menit duduk, perasaannya sudah tak enak.

Di tempat yang sunyi itu, Mita mulai merasakan bulu kuduknya meremang. Nalurinya mengatakan, akan ada mahluk halus yang akan datang menghampirinya.

Ia memang tidak sekali dua kali melihat keberadaan mahluk halus. Bahkan sejak kecil, Mita sering merasakan hal-hal yang gaib. Karena itulah, ia sangat sensitif jika merasakan kehadiran mahluk halus di sekitarnya.

Dan benar saja, di balik rimbunnya pohon bambu, Mita mulai melihat kehadiran mahluk gaib. Jumlahnya sangat banyak. Ia bahkan nyaris tak dapat menghitungnya.

Ada dari mereka yang bertubuh sangat besar dengan wajah menyeramkan. Ada juga yang kecil, dan bahkan perempuan dengan rupa yang sangat tidak karuan.

“Astagfirullah,” .

Mita mulai komat kamit, membaca beberapa ayat suci yang dihapalnya. Berharap mahluk-mahluk itu tak mengganggu dirinya.

Tapi kemudian, satu dari mahluk itu bergerak maju. Perempuan berambut panjang dengan wajah menyeramkan mulai melayang menuju arahnya..

Mita semakin takut. Tubuhnya gemetar.

Dan mahluk itu semakin dekat. Seperti sengaja ingin menampakkan kuasanya di tempat itu.

Dan saat mahluk itu selangkah lagi menggapainya, Mita dikejutkan dengan suara seorang pria.

“Mbak,” sapanya.

Mita memejamkan matanya.

“Alhamdulillah”.

Bersyukurnya Mita. Hampir saja ia memeluk lelaki itu. Tak pernah disangka, adik kelas yang sejak siang terlihat sangat menyebalkan itu ternyata menjadi penyelamatnya malam itu.

Ia mengambil nafas panjang.

“Sini!! Cepat nyanyi potong bebek angsa. Nyanyi yang keras!” katanya setengah berteriak.

Seraya mendengar anak itu menyanyi dengan suara yang parau, Mita melihat keliling.

Hatinya lega. Tak lagi terlihat ada mahluk halus di tempat itu. Namun begitu, ia tak mau membiarkan adik kelasnya itu pergi, sampai siswa yang berikutnya datang minta dijahili.

10 menit berselang, mendadak sejumlah kawan akrabnya dan seorang guru pria datang.

“Cepat kita pulang. Jurit malam gak bisa dilanjutkan,” kata Noni.

Mita terheran. “Kenapa?” bisiknya pada kawan sebangkunya itu.

“Ada yang kesurupan. Lagi ditangani guru. Kita semua diminta balik,” jelas Noni.

Mita tak bertanya lagi. Tapi wajah cemas Noni menunjukkan betapa seriusnya kejadian itu.

Mereka pun bergegas menuju kantor kelurahan.

**

Dan hampir semua siswa mendengar kegaduhan di dalam ruangan pak lurah. Ruangan tempat berkumpul siswa merupakan sebuah aula. Hanya berbatas dinding triplek dengan ruangan itu.

Gadis itu berteriak-teriak dengan kata-kata kasar..

“Pergi kalian semua dari sini!” teriaknya. Usai mengucapkan itu, ia tertawa terkikih.

Beberapa guru dan sejumlah tokoh kampung melakukan berbagai upaya untuk mengusir mahluk yang merasuki Bella, adik kelas yang berwajah cantik…

Dan hampir satu jam lebih upaya dilakukan. Barulah Bella benar-benar dapat dibebaskan dari gangguan.

“Tolong yang lain ikut membaca doa. Jangan melamun dan menyendiri. Kalau ada siswi yang sedang ‘halangan’, tolong jangan jauh-jauh dari kami,” kata Pak Bedi, guru sekolah.

Sampai menjelang fajar, hampir seluruh siswa tak dapat melanjutkan tidur. Termasuk juga Mita. Kengerian dan penampakan mahluk halus yang dilihatnya serasa tak mau pergi dari ingatannya.

Jika saja tak ada pemuda itu, bukan tidak mungkin dia yang akan menjadi korban. (*)

 

 

 

 

 

 

 

Written by saf

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

GIPHY App Key not set. Please check settings

Besok Siang, Ketua KPK Firli Bahuri Diperiksa Terkait Dugaan Pemerasan Eks Mentan Syahrul Yasin Limpo

Pejabat Prancis Serang Benzema Akibat Dukung Palestina, Dituding Teroris hingga Minta Dicabut Gelar Ballon d’Or