JAKARTA – Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto kembali berbicara alasan dirinya bergabung dengan pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Hal yang dulu pernah jadi ‘gunjingan’ pendukungnya di Pilpres lalu.
Dalam acara konsolidasi kader Gerindra di Jakarta Timur, Minggu (16/7), Prabowo mengaku merasa sehati dengan Jokowi. Meski kalah dua kali dari Jokowi, namun dia merasa sehati karena sama-sama cinta terhadap bangsa.
“Saudara-saudara sekalian kenapa saya bergabung dengan Pak Jokowi, kenapa saya sekarang berjuang bersama beliau, karena setelah saya berinteraksi sama beliau walaupun kita pernah rival, walaupun kita berseberangan dulu, kita berkompetisi, walaupun saya dikalahkan dua kali tapi saya merasa beliau hatinya sama dengan saya,” kata Prabowo.
“Beliau cinta merah putih, hati beliau merah putih, beliau patriot, karena itu saya tidak ragu-ragu,” lanjut Prabowo.
Prabowo lantas berterima kasih kepada kadernya yang masih mendukung dirinya maju sebagai presiden. Jadi atau tidak presiden, Prabowo menegaskan dirinya tetap membela bangsa.
Hadir dalam acara ini sejumlah petinggi Partai Gerindra seperti Ketua Harian Gerindra Dasco hingga Waketum Gerindra Habiburokhman. Hadir juga Ketua DPD Gerindra DKI Ahmad Riza Patria.
Yang menarik, dalam acara tersebut, sempat diputar sebuah video di media sosial bernada menjelek-jelekkan ketua umum yang juga bacapres Partai Gerindra, Prabowo Subianto.
Hal tersebut diputar saat Ketua Harian Gerindra Dasco memberikan sambutannya. Mulanya Dasco menyebut banyak serangan terhadap partai dan Prabowo karena elektabilitas yang naik di sejumlah survei.
“Semakin lama survei kita semakin naik terhadap partai ataupun capres kita. Akan semakin banyak serangan dan fitnah terhadap kita. Untuk itu kita tidak boleh kemudian kecil hati. Kita tidak perlu ikut memburuk-burukkan lawan. Tapi kalau kita diserang kita lawan,” kara Dasco.
Dasco selanjutnya memberikan contoh serangan dengan memutar sebuah video yang ada di media sosial. Video tersebut memperlihatkan para pemilih yang menjelekkan Prabowo sebagai bacapres.
Video tersebut menampilkan survei kepada beberapa orang yang diminta memilih capres untuk Indonesia pada tahun 2024 mendatang dengan menyodorkan nama Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan.
Beberapa diantaranya memilih Ganjar karena alasan lebih muda dan energik. Sebagian lainnya enggan memilih Prabowo karena dinilai sudah tua.
“Lebih milih Ganjar, kayak lebih energik,” kata seseorang dalam video yang diputar tersebut.
“Kenapa kakak ga milih Pak Prabowo?” kata orang lain di video itu.
“Kalau dari umurnya dia udah agak tua ya. Takut juga kalau keliling-keliling capek,” jawab pemilih.
Dasco mengatakan video tersebut merupakan serangan dari pihak lawan.
“Ini serangan dari pihak lawan. Orang-orang bayaran. Kita balas nih. Balasan dari pihak kita. Nanti di-posting ramai-ramai. Oke mainkan,” jelasnya.
Setelahnya, muncul video lain yang merupakan balasan. Dalam video tersebut diperlihatkan masyarakat lebih memilih Prabowo sebagai Presiden Indonesia 2024 mendatang. Balasan ini, kata Dasco, tidak bernada menyerang sosok tertentu.
“Saudara-saudara sekalian jadi kita akan lawan dengan kanal yang positif. Kita akan lawan dengan data dan fakta. Kita akan lawan dengan kelebihan-kelebihan yang ada pada calon presiden kita,” tutur Dasco. (dtc)
GIPHY App Key not set. Please check settings