LAMPUNG TENGAH – Kondisi miris dialami sebuah sekolah di Kecamatan Gunung Sugih, Lampung Tengah. SD Negeri 1 Komering Putih itu hanya memiliki tiga siswa baru pada tahun ajaran 2023/2024. Dua siswa laki-laki dan satu siswa perempuan itu terjaring dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) online.
Kepala SDN 1 Komering Putih Lusi Yulianita membenarkan sekolahnya hanya menerima tiga siswa baru pada tahun ajaran ini. Padahal, kata dia, pihak sekolah sudah menyosialisasikan PPDB ke masyarakat sekitar. Bahkan, sejak tiga tahun lalu sekolah sudah melakukan sosialisasi melalui aparat kampung setempat.
“Kita (sekolah) sudah sosialisasi bersama kepala kampung, lurah, hingga camat,” katanya.
Namun, cara tersisebut tidak membuahkan hasil. Dikabarkan kepala sekolah menangis setelah mengetahui itu. Sementara Para guru hanya bisa tertegun ketika mengetahui sekolahnya hanya mendapatkan tiga siswa baru pada tahun ajaran ini.
Hingga saat ini, kegiatan belajar mengajar di SDN 1 Komering Putih tetap berjalan normal, meskipun hanya dengan tiga siswa.
Sementara Komisi IV DPRD Lampung Tengah akan melakukan evaluasi menyeluruh tentang sistem PPDB di daerah tersebut menyusul adanya sekolah yang hanya mendapatkan 3 murid di tahun ajaran 2023/2024.
Anggota Komisi IV DPRD Lampung Tengah Muhammaf Ghofur mengatakan, dirinya akan memastikan faktor penyebab SDN 1 Komering Putih hanya mendapat 3 murid.
Menurutnya, dengan kejadian ini, DPRD akan mengevaluasi sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) bersama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Lampung Tengah.
Hal ini harus kita evaluasi total. Faktor penyebabnya akan kita cari tahu,” katanya.
Menurut Ghofur, perhatiannya terpusat pada sistem zonasinya. Selanjutnya akan dipastikan jumlah murid tingkat SD yang berada di area SDN 1 Komering Putih. “Kita akan panggil Disdikbud untuk minta data rinci di wilayah tersebut,” katanya.
Sejauh ini, Muhammad Ghofur belum bisa berbicara banyak karena evaluasi belum dilaksanakan. Namun, dirinya akan mengumpulkan informasi terkait masalah tersebut, sekaligus memanggil pihak terkait.
“Kita panggil kepala sekolah dan dinas untuk duduk bersama mencari penyebab kenapa di SD itu hanya 3 orang,” ujar Ghofur.
Dirinya mengatakan, dengan kondisi seperti itu, Ghofur menilai proses KBM akan tidak maksimal. Ghofur pun menyayangkan hal seperti itu bisa terjadi di Lampung Tengah.
“Saat mendapat kabar itu, saya miris melihatnya. Seharusnya sekolah itu menerima banyak murid,” katanya. (zul)

GIPHY App Key not set. Please check settings