JAKARTA – Tiga oknum prajurit TNI diduga melakukan penganiayaan kepada seorang pria Aceh bernama Imam Syakur hingga tewas.
Mereka adalah Praka RM yang bertugas sebagai Paspampres, Praka HS, dan Praka J, kini sudah ditetapkan sebagai tersangka.
Komandan Pomdam (Danpomdam) Jaya Kolonel CPM Irsyad Hamdie Bey Anwar menunjukkan foto ketiga pelaku dalam keterangan pers di Jakarta.
Di dalam foto terlihat ketiga oknum tentara tersebut mengenakan baju tahanan militer berwarna kuning. Wajahnya tampak sangar dan menyeramkan.
Selain ketiga oknum TNI, ternyata ada warga sipil yang juga menjadi tersangka dalam kasus ini. Tersangka dari pihak sipil ini diproses oleh Polda Metro Jaya.
“Dan perlu saya sampaikan selain 3 oknum tersebut, ada juga tersangka dari sipil, warga sipil yang sekarang sudah dalam proses ditahan di Polda Metro Jaya,” ujar Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat (Kadispenad), Brigjen TNI Hamim Tohari.
Hamim memastikan TNI akan bertindak adil dan mengusut kasus ini hingga tuntas. Dia juga memastikan tiga oknum prajurit TNI itu dijatuhi hukuman berat.
“Institusi TNI menjamin tidak ada impunitas apabila ada prajurit yang melakukan pelanggaran pidana, bahkan mungkin bisa dijatuhi hukuman lebih berat, karena ada penerapan pasal-pasal pidana militer yang sesuai dengan hasil penyidikan yang terus dilakukan Pomdam Jaya,” tegasnya.
Diketahui, Imam Masykur adalah pemuda asal Desa asal Mon Keulayu, Kecamatan Gandapura, Bireuen, Aceh.
Ia merantau ke Jakarta dan berdagang kosmetik. Ia tewas karena diduga dianiaya oknum Paspampres Praka RM.
Menurut cerita, Masykur pernah diculik dan dilepas setelah ditebus Rp 15 juta.
“Almarhum ketika pertama sampai ke Jakarta waktu masih kerja sama orang pernah diculik juga,” kata Abang Sepupu Masykur, Sayed Sulaiman.
Menurut Sayed, korban diculik selama beberapa jam dan dilepas setelah diberikan uang tebusan. Penculikan itu terjadi sekitar setahun lalu.
“Malamnya langsung dilepas setelah ditebus Rp 15 juta,” jelas Sayed.
Sayed berjualan tak jauh dari toko kosmetik milik Masykur di Ciputat, Tangerang Selatan, Banten. Menurutnya, toko kosmetik yang berada di sana rata-rata pernah dirampok dan pekerja atau pemilik dipukul.
“Untuk motifnya kita belum tahu tapi memang mereka sering beraksi di toko kosmetik,” ujar Sayed.
Sayed mengatakan, Masykur diculik pelaku pada Sabtu 12 Agustus saat berjualan. Dia disebut diculik pelaku yang mengaku polisi.
Korban dan pelaku pertama disebut sempat cekcok mulut karena berusaha masuk ke dalam toko namun dicegah korban. Beberapa menit berselang, dua pria berbadan tegap turun dari mobil dan langsung menghampiri korban.
“Warga sekitar mundur ketika mereka mengaku anggota. Ngaku polisi,” jelas Sayed yang berjualan tak jauh dari toko milik Masykur.
Usai kejadian, Sayed mendatangi toko Masykur dan sempat menghubunginya namun nomor selulernya tidak aktif. Sejam berselang, Masykur menghubungi meminta dicarikan uang Rp 50 juta.
“Terakhir korban menghubungi orang tuanya di kampung dan dia bilang ‘mak tolong cari uang Rp 50 juta, saya dipukul nggak sanggup tahan lagi,” sebutnya.
Korban ditemukan beberapa hari kemudian sudah mengapung di sungai dan oleh polisi dibawa ke rumah sakit.
“Jenazah almarhum kami temukan di Rumah Sakit Karawang tanggal 23 Agustus. Waktu itu sudah lima hari di rumah sakit,” katanya. (dtc)

GIPHY App Key not set. Please check settings